Bismillahirrokhmanirrohim....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa
anak-anak menjadi dewasa. Di masa peralihan ini, remaja biasanya akan berusaha
untuk mencari jati diri mereka pribadi. Entah dengan cara apapun, mereka akan
mencari kepuasan dalam hidup.
Di
jaman yang semakin modern ini, banyak sekali cara kita untuk berkomunikasi dan
bertransaksi. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, banyak juga pihak yang salah
dalam menggunakannya. Perkembangan bangsa barat sudah menyebar di semua
kalangan dan perubahan itu juga yang menyebabkan mengapa bangsa Indonesia
semakin terpuruk. Bukan hanya karena pengolahan dan penggunaan sumber daya alam
tetapi juga perubahan gaya hidup masyarakatnya yang sudah bebas, tidak
demokratis lagi.
Kemunduran
itu dimulai dari tingkat pendidikan di Indonesia, untuk sekarang ini memang
harus diakui bahwa kalangan pelajar SMA sudah tidak terkontrol lagi, bukan
hanya SMA, kalangan mahasiswa, SMP dan SD pun boleh dikatakan sudah bebas.
Banyak kejadian yang membuktikan bahwa pendidikan sudah tidak terkontrol lagi,
misalnya tawuran pelajar, membolos, mecoret-coret fasilitas sekolah, merokok,
narkoba, seks bebas, kekerasan terhadap anggota sekolah, dll.
Sebenarnya
bukan hanya dalam lingkup pendidikan saja, di kalangan para pekerja juga masih
banyak yang tidak demokratis. Hal tersebut banyak sekali menjadi sorotan
publik, bahwa perkembangan media elektronik juga menjadi penyebab dari
kemunduran bangsa. Tetapi hal itu dapat kita tanggulangi yaitu dengan
penggunaan secara benar dan tepat.
Di
masa remaja sudah pasti banyak persoalan yang akan dihadapi, kenakalan remaja
dapat terjadi oleh beberapa faktor :
1. Pergaulan
yang salah
2. Kurang
mendapat perhatian
3. Terpengaruh
oleh media elektronik
4. Banyak
masalah yang dihadapi
5. Tidak
dapat mengontrol diri sendiri
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan keterangan yang telah diutarakan
pada latar belakang di atas, maka penulis menuruskan masalah sebagai berikut :
1. Masalah
apa sajakah yang biasanya mengganggu pada usia remaja ?
2. Bagaimana
pendapat dan saran pihak-pihak mengenai masa remaja dan permasalahannya ?
3. Mengapa
media elektronik menjadi masalah untuk kalangan remaja ?
4. Apa
kegunaan dan fungsi kondom ?
5. Apa yang
dimaksud HIV / AIDS ?
6. Apa yang
dimaksud dengan IMS (Infeksi Menular Seksual) ?
7. Bagaimana
solusi untuk mencegah / mengobati penyakit batin saat memperoleh teguran dari
orang lain tentang remaja ?
C. Tujuan Penelitian
1. Para remaja dapat
mengetahui informasi-informasi tentang masa remaja, sebab-akibat masalah remaja
dan cara penanggulangan / solusi untuk mengatasi masalah remaja.
2. Para
remaja dapat belajar dari pengalaman-pengalaman orang-orang yang lebih tua /
dewasa / lebih pengalaman.
3. Para
remaja dapat menambah ilmu pengetahuannya mengenai kehidupan masa remaja.
4. Para
remaja dapat memperbaiki pola kehidupan mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
Masa
remaja adalah masa penemuan jati diri masing-masing orang. Mencari teman,
sahabat dan pacar untuk mengolah sifat dan perilaku. Mengikuti cara
pembelajaran yang lebih baik biasanya dapat meringankan otak, karena di samping
menambah wawasan kita juga dapat berperilaku dengan baik.
A. Masalah-masalah
Di masa peralihan (transisi) ini kerap sekali
banyak masalah yang timbul dan dihadapi oleh kaum remaja, baik secara fisik /
batin, masalah-masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Percaya
diri
Pengembangan
diri sangatlah penting, terutama saat remaja, karena di saat itulah, usaha yang
lakukan akan menjadi maksimal. Setiap manusia diciptakan pasti memiliki
kemampuan, tergantung usaha kita untuk mengembangkannya. Meskipun seandainya
kita merasa lebih buruk dibandingkan yang lain, tetapi satu hal yang paling
penting percaya diri. Karena dengan percaya diri, kita
akan mendapat sesuatu yang baik.
Dan
walaupun pada kenyataannya percaya diri itu sulit, karena malu,
takut salah, takut tidak bisa, dll. Tetapi sesungguhnya percaya diri itu
mudah, hanya dengn mengatakan aku bisa !! pasti apapun yang dilakukan akan
terasa ringan.
2. Cinta
Masa
remaja adalah masa yang paling indah. Para psikolog sepakat bahwa kebutuhan
manusia yang paling mendasar adalah dicintai! Cinta bisa menjadi daya pendorong
bagi seseorang untuk berprestasi, bisa memotivasi tingkah laku yang baik, bisa
mengakibatkan sepasang muda-mudi berlaku konyol. Cinta memberi arti pada
kemanusiaan dan menimbulkan harapan serta tujuan hidup.
Kalau
cinta begitu menakjubkan, mengapa cinta menjadi langka bagi dunia? Mengapa ada
banyak kebencian. Jawabannya adalah cinta sejati melampaui cinta romantis, dan
cinta sejati melampaui perasaan-perasaan pribadi yang gelisah. Dan cinta juga
menjadi masalah dalam kehidupan remaja, tergantung bagaimana kita menanggapi
dan melakukannya. Banyak orang yang depresi dan mati karena cinta. Sebenarnya
itu tidak perlu terjadi, dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa cinta
itu bukan segalanya dan aku tidak perlu berkorban untuk cinta, dan cinta sejati
bukan cinta yang harus berkorban nyawa dan kebahagiaan.
3. Keluarga
Keluarga
yang baik adalah dimana bisa menjadi tempat yang bisa saling berbagi. Didalam
keluarga akan dikatakan baik adalah dimana keluarga itu memiliki cinta kasih,
menghormati antara satu sama lain, dan kesetiaan. Karena ajaran agama dan hukum
mengatakan keluarga yang baik adalah keluarga yang bisa menjadi teladan bagi
yang lain.
Masalah
remaja yang terjun pada pergaulan bebas, biasanya dimulai dari keadaan keluarga
yang kurang baik, sehingga anak bisa salah dalam bergaul. Tetapi tidak semuanya,
bisa juga karena anak tidak bisa mengontrol diri dalam bergaul. Di sini
keluarga diharapkan bisa memberikan teladan-teladan yang baik bagi anggota
keluarganya agar terhindar dari kejahatan.
4. Persahabatan
Sahabat
? Apakah itu sahabat ? Apakah teman terdekat kita ? Sahabat bukan berarti orang
yang selalu bersama kita, karena mereka belum tentu mau memahami kita. Mencari
dan menjadi sahabat bukanlah mudah, karena itu bergantung pada perasaan, disaat
kita membutuhkan seseorang untuk teman curhat tetapi disaat itu juga dia pergi
meninggalkan kita. Pengkhianatan! Banyak orang yang dikecewakan oleh orang
terdekat mereka, sebenarnya mudah sekali untuk mengetahui apakah mereka benar
sahabat yang baik atau tidak. Pertama, kenali dia. Kedua, pahami sifatnya.
Ketiga, ajak untuk pergi. Keempat, kenalkan dengan teman yang lain. Kelima,
curhat. Keenam, lihat perkembangan sifatnya. Ketujuh, ambil keputusan.
5. Narkoba
Narkoba
(Narkotika Berbahaya), kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Saat
menginjak usia remaja, timbullah keinginan besar untuk bebas. Remaja tidak lagi
ingin tunduk kepada kekuasaan orang tua, perintah guru / pihak-pihak yang bisa
mengaturnya. Demikian nyata keinginan untuk bebas ini, sehingga sering mereka
disudutkan dengan sebutan “semau gue”. Jangan bingung, ini adalah hal
yang sangat normal dalam usaha menemukan jati diri.
Hal
ini yang juga menyolok adalah peranan teman-teman, khususnya teman satu grup,
geng / kelompok. Norma kelompok akan menjadi standar bertingkah laku mereka.
Remaja akan berusaha semaksimal mungkin untuk tampil “sama” dengan
teman-temannya, baik dalam bahasa, hobi, minat, penampilan, dan kegiatan. Tetapi
pergaulan yang mereka dapatkan haruslah baik, karena bagi mereka “seseorang
adalah teman baik, bila orang itu baik kepada kita”.
6. Depresi
/ stress
Depresi
adalah suatu penyakit dimana akal pikiran dan perasaan tidak sejalan lagi,
sehingga banyak menimbulkan kejahatan. Banyak orang gila yang kita temui di
jalanan, itu karena keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan usaha memanfaatkan hidup. Para
ahli mengemukakan beberapa penyebab depresi :
1) Kehilangan
orang / benda yang paling disayangi
2) Perasaan
tidak berdaya
3) Pandangan
yang sangat jelek mengenai diri sendiri
4) Pengalaman
buruk (musibah / kecelakaan) yang beruntun
5) Selalu
gagal
Para
ahli memberikan beberapa cara untuk mengatasi depresi :
1) Berkonsultasi
dengan orang yang mau mengerti masalah kita
2) Mencoba
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kita sukai
3) Berpikir
dan bersikap positif
4) Evaluasi
tujuan hidup dan cita-cita yang akan kita capai
7. Kesuksesan
Sukses
? Setiap orang juga ingin sukses. Tetapi cara untuk mendapatkannya memang
sulit. Butuh banyak pengorbanan, tetapi harus pengorbanan yang positif. Setiap
orang pasti memiliki cita-cita, dan setiap orang juga pasti ingi meraihnya dan
menjadi sukses. Dengan usaha dan berdoa, mudah-mudahan semua yang kita harapkan
dapat terwujud.
Banyak
kalangan muda yang bingung dengan masa depan mereka. Salah satu cara untuk
mengatasinya adalah mencari tahu pengalaman-pengalaman orang yang lebih dewasa
dan meminta nasihat kepada orang tua, guru, saudara, sahabat dan orang-orang
yang kita percaya.
8. Keadilan
Setiap
orang pasti ingin diperlakukan adil. Negara hukum membuat peraturan “Setiap
warga negara bersama kedudukannya di mata hukum (UUD psl 27 ayt 1)”. Begitu
pun kalangan muda, mereka tidak ingin perhatian kepada mereka hilang, pada
sesungguhnya kaum muda ingin menunjukkan kalau mereka bukan anak kecil lagi.
Tetapi kebanyakan orang dewasa tidak menganggap apa-apa perbuatan mereka,
sehingga semangat mereka berarah pada tindakan yang salah.
B. Pendapat dan Saran
Menurut Program Manager Dkap PMI Provinsi
Riau, Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan
bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah,
terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang
dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat ke kalangan SMP. “Banyak kasus remaja putri yang hamil karena
kecelakaan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan
dihadapinya,” kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di
ruang kerjanya.
Sejak
berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus
mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagai besar
kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa
didampingi orang tua. “Rata-rata mereka berusia 16-23. bahkan ada yang berusia
14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang
melakukan konseling, ada yang datang sendiri, ada juga dengan pasangannya.
Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,” ujarnya.
Meskipun
begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi
dan dibenci. “Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks,
karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka menjauhi kita. Makanya Dkap
disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama.
Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,” ungkapnya lagi. Bukan
hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena “Anak baik yang
disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,” ucapnya. Oleh sebab
itu, sangat diperlukan pencegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks.
“Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan
seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja
yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks.
Seks itu buka hanya berhubungan intim saja. Tapi banyak sekali, bagaimana
merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar
supaya kita bisa hidup benar.”
Sementara
itu, Martha Sari Uli pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengakui interaksi bebas di
kalangan remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. “Banyak
anak-anak remaja beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan
selalu menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dan
menimbulkan sesuatu yang menyimpang,” ungkapnya ketika diminta komentarnya
mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja. Senada dengan itu, Debora Juliana
pelajar SMA 4 pekanbaru mengatakan pergaulan bebas itu saat ini sudah tidak
tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. “Pergaulan bebas
berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur
norma-norma yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget
anak-anak seumuran kita sudah keluar dari jalurnya,” ujar cewek kelahiran 18
Juli 1933. “Kalo aku nggak pernah melakukan hal tersebut dan jangan sampai
lah,” tambahnya.
Di
tempat terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof. Dr. H. Mahdini Ma mengatakan
data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-anak yang melakukan hubungan seks
bebas. Maka perlu pencegahan. “Saya meminta semua kalangan, baik para pendidik,
orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya,”.
Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan
ada jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh
karena itu, MUI menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. “Menutup
tempat maksiat itu jauh lebih penitng demi generasi muda,” sarannya. Ditingkat
pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab
itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh
perilaku orang tua sangat berperan. Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa
terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama. “Kita harus menanamkan
nilai-nilai agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat,”
katanya. Hal sama juga diutarakan Drs. Ali Anwar, Kepala SMA 5 Pekanbaru.
Menurutnya, akibat perkembangan zaman, ketika agam tidak lagi menjadi pokok
dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. “Solusinya,
kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah, agama merupakan
kebutuhan pokok,” ucapnya. Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan
anaknya. “Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi, sehingga tahu
persoalan anak,” ungkapnya.
Menyikapi
hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Drs. H.M. Wardan MP mengatakan
melakukan komunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota untuk membuat
surat edaran ke sekolah-sekolah dalam mengantisipasi hal tersebut. “Kita
berharap jangan sampai terjadi hal tersebut karena akan merusak diri sendiri,
sekolah, agama dan daerah,” ujarnya ketika ditemui usai acara pelantikan
Persatuan Anak Guru Indonesia (PAGI) Provinsi Riau, Rabu (20/8) malam di Hotel
Sahid Pekanbaru.
C. Media Elektronik, Biang Keladi Pergaulan Bebas
Remaja
Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah,
televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas
seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau seks di
media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas
dilakukan oleh siapa saja, dimana saja.
Menurut
Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina yang memimpin proyek
penelitian ini, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di
media, maka mereka akan semakin berana mencoba seks di usia muda.
Sebelumnya
para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi
dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja
berusia 12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, AS yang disuguhi
264 tema seks dari film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalah selama 2
tahun berturut-turut, mereka mendapatkan hasil sangat mengejutkan.
Secara
umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media
cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi
ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seksi dari media.
Maka
tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di Amerika Serikat
sepuluh kali lipat lebih tinggi disbanding negara-negara indistri maju lainnya,
hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik
disana.
Pada
saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan
pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat
pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran kalau persepsi yang
muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesutau yang menyenangkan
dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin).
Parahnya
lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat
informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa teman-teman
sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka akhirnya
mengadopsi begitu saja norma-norma sosial “tak nyata” yang sengaja dibuat oleh
media.
Hasil
penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of
Pediatrics, serta sebagian dalam Journal of Adolescent Health.
Namun sayangnya, hasil penelitian tersebut belum melihat bagaimana dampak
informasi seks di internet pada perilaku seks remaja.
D. Kondom
Kondom
dapat mencegah penularan IMS dan HIV-AIDS melalui hubungan seks. Kondom
berfungsi untuk menghambat adanya pertukaran / kontak cairan dari alat kelamin,
menghambat masuknya sperma ke dalam vagina / anus / mulut. Jadi kondom
mempunyai dua fungsi, yaitu mencegah kehamilan (metoda kontrasepsi) dan
sekaligus dapat sebagai pelindung dari penularan IMS dan HIV-AIDS.
E. HIV/AIDS
HIV merupakan singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus. Artinya virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
manusia (melemahkan mekanisme alami pertahanan tubuh manusia terhadap penyakit
dari luar).
AIDS
(Acquired Immuno Deviciency Syndrom) adalah kumpulan tanda gejala penyakit
akibat hilangnya / menurunnya sistem kekebalan tubuh sesorang yang didapat
karena infeksi HIV. HIV masuk melalui aliran darah dan bersarang pada sel darah
putih (Tu) yang terdapat pada darah, air mani dan cairan vagina.
Untuk
mengetahui seseorang yang mengidap HIV, yaitu dengan pemeriksaan darah di
laboratorium. Tetapi hal itu dapat dilakukan + 3 bulan setelah
orang itu terpapar HIV, sehingga besar kemungkinan selama masa itu, orang
tersebut akan menularkan pada orang lain.
Virus
HIV merusak sistem kekebalan tubuh penderitanya, dengan menghancurkan sel darah
putih yang berfungsi melawan dan membunuh kuman / bibit penyakit yang masuk ke
dalam tubuh. Karena itu, orang yang terkena penyakit AIDS akan mudah sekali
sakit. Tahap terakhir AIDS juga berupa gangguan otak karena sel otak dari
gangguan mental.
F. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi
yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual baik itu hubungan seks
vagina (melalui vagina), anal (melalui dubur) ataupun oral (melalui mulut).
Lindungi
remaja dari kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi menular seksual dan
HIV/AIDS. Berikan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi untuk
melindungi diri. Indonesia merupakan salah satu dari 178 negara yang telah
menandatangani rencana aksi Konferensi Internasional Kependudukan dan
Pembangunan (ICPD, tahun 1994).
Putus
siklus penularan HIV dan AIDS sekarang, atau akan ada satu juta infeksi HIV
baru termasuk 350 ribu orang meninggal karena AIDS dalam sepuluh tahun ke
depan.
G. Solusi Menghadapi Penyakit Para Remaja
1. Berdoa
2. Selalu
semangat
3. Introspeksi
diri
4. Jalani /
hadapi hari-hari dengan keceriaan
5. Bersikap
lebih dewasa
6. Tidak
terlalu memaksa pada kehendak diri sendiri
7. Mencari
teman yang bisa mengerti
8. Menambah
ilmu yang mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat membangun
9. Selalu
berpikir positif
10. Rekreasi untuk
menenangkan pikiran
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan sebagai
berikut :
1. Remaja
ingin menunjukkan kemampuan mereka kepada orang lain
2. Remaja
ingin diakui bahwa mereka sudah dewasa
3. Kenakalan
remaja disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Pergaulan
yang salah
b. Kurang
mendapat perhatian
c. Terpengaruh
oleh media elektronik
d. Banyak
masalah yang dihadapi
e. Tidak
dapat mengontrol diri sendiri
4. Masa
remaja adalah masa peralihan (transisi) untuk penemuan jati
diri
5. Dalam
pergaulan remaja dituntut untuk berhati-hati dalam pergaulan, agar terhindar
dari hal-hal yang dapat merusak diri sendiri
B. Saran
Untuk bisa menjadi remaja yang baik, penulis
memberikan beberapa saran untuk para remaja :
1. Menghindari
pergaulan yang salah dan belajar dari pengalaman
2. Untuk
bisa terkenal bukan dengan menjadi orang lain melainkan tetap menjadi diri
sendiri
3. Meminta
bimbingan masa remaja kepada orang tua, guru maupun pihak-pihak yang terlibat
dalam masalah remaja
4. Jangan
mudah percaya kepada orang yang baru dikenal dan jangan pernah membenci /
menjauhi orang-orang yang pernah mengalami akibat / dampak dari kenakalan
remaja / pergaulan bebas
5. Selalu
berpikir positif dan selalu optimis dalam segala hal
DAFTAR PUSTAKA
Artikel. Siklus
Pendidikan Remaja (www.google.co.id)
Buku Pengharapan (www.hopenet.net). Malang : Book of Hope
Gaul. Edisi 50. 30
Desember 2006 – 5 Januari 2007. Jakarta : Tabloid TV Remaja
X-presi-riaupos.blogspot.com. Masa
Remaja (www.google.co.id)
http://software-comput.blogspot.com/search/label/Artikel
Moga Bermanfaat
amin........
Tidak ada komentar:
Write komentar