Kepadatan Penduduk Indonesia Terbaru
Apakah
Anda penasaran dengan jumlah penduduk Indonesia tahun 2013, 2014 atau bahkan
2015? Memang
pertumbuhan penduduk memang dijadikan suatu faktor indikator pengukur suatu negara
diklafisikasikan sebagai negara miskin, berkembang, atau negara maju. Dan ini
sesuai dengan ketetapan dari Lembaga Organisasi PBB yang menangani masalah
kependudukan yakni UNICEF. Bahwa pertumbuhaan penduduk menjadi salah satu
indikator dari 4 indikator lainnya dalam menentukkan tingkat klasifikasikan
negara tersebut indikator tersebut antara lain adalah Pendapatan perkapita,
kematian bayi dan ibu melahirkan, pertumbuhan penduduk, dan angka rata-rata
kelangsungan hidup.
Melihat sangat pentingnya pertumbuhan penduduk sebagai indikator
dalam menentukkan sebuah negara menjadi negara miskin, negara berkembang, atau
negara maju. Oleh karena itu, saya akan memberikan artikel mengenai Data Jumlah Penduduk Indonesia
Terbaru agar menjadi
referensi bagi kita dalam menilai kemajuan dari negara tercinta kita ini yaitu
Indonesia.
Perbandingan
Jumlah penduduk Indonesia Dengan Negara Dunia Lainnya
Untuk saat ini menurut PBB negara kita Indonesia berada
ditingkat sebagai negara berkembang. Negara berkembang adalah negara yang
sedang berupaya agar bisa menjadi sebagai negara maju dengan meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya dari berbagai sektor. Baik langsung saja kita lihat
tabel Perbandingan Jumlah Penduduk Negara-negara dunia agar kita mengetahui
posisi Jumlah Penduduk Indonesia didunia.
Data Jumlah Penduduk Negara Dunia
|
Setelah kita melihat gambar tabel perbandingan diatas yang
sumber datanya diambil dari CIA World Factbook pada tahun
2004 kita dapat mengetahui bahwa Negara Indonesia menduduki posisi keempat
negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, Setelah pada posisi
pertama ditempati China, kemudian India, dan Amerika.
1.
BAB
I
2.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari hasil sensus penduduk
tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah179,4 juta. Berarti Indonesia
termasuk negara terbesar ke tiga di antara Negara-negarayang sedang berkembang
setelah Gina dan India.Dibanding dengan jumlahsensus tahun 1980 maka akan terlihat
peningkatan penduduk Indonesia rata-rata1,98% pertahun. Berdasarkan hasil
proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesiapada tahun 1995 sebanyak 195,3 juta
jiwa.
Bila dilihat dari luas wilayah
pada peta penyebaran penduduknya terlihattidak merata di 27 propinsi.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 sekitar60% penduduk tinggal di
pulau Jawa, padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luaswilayah Indonesia. Dilain
pihak pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hanyaditempati oleh 5% dari jumlah
penduduknya.Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia
tidakseimbang.
Kondisi tersebut memerlukan
upaya pemerataan dan upaya tersebut telahdilaksanakan melalui program
transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa.Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya
Indonesia masih tergolongtinggi, hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya
akan menimbulkan banyakmasalah.
Di Indonesia dari tingkat
partisipasi anak usia sekolah baru mencapai 53%meskipun wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun telah dicanangkan olehpemerintah. Dibanding negara
tetangga, tingkat partisipasi pendidikan kita tergolongrendah. Hongkong
misalnya tahun 1985 telah mencapai 95%, Korea Selatan 88%dan Singapura telah
mencapai 95 % (Surabaya Post, 2 Oktober 1995).
Masalah-masalah lain seperti
ketenagakerjaan 77% angkatan kerja masihberpendidikan rendah. Dampaknya
terhadap pendapatan perkapita yang padagilirannya akan berpengaruh terhadap
kualitas hidup. Juga terhadap kehidupanrumah tangga seperti perceraian dan
perkawinan yang akan berpengaruh terhadapangka kelahiran dan kematian yang
dalam banyak hal dijadikan indikator bagikesejahteraan suatu negara.
Nampaknya sederhana, tetapi
harus diingat bahwa manusia adalah sebagaisubjek tetapi juga sekaligus objek
pembangunan sehingga bila tidak diantisipasimungkin pada gilirannnya akan
berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatunegara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kependudukan di Indonesia ?
2. Seberapa besar tingkat kelahiran dan kematian penduduk di
Indonesia ?
3. Dan cara menyeimbangkan antara kelahiran dan kematian ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan penduduk di Indonesia
2. Untuk mengetahui angka kematian dan
angka kelahiran penduduk di Indonesia
D. Manfaat
Selanjutnya MAKALAH ini diharapkan dapat memberi manfaat baik dari
segi teoritis sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangsi ilmu kepada teman-teman dan para pembacanya
tetang kependudukan di Indonesia.
2. Diharapkan dapat menjembatani bagi para bapak/ibu agar mengetahui
jumlah penduduk di Indonesia sehingga mendapat pengetahuan bahwa ternyata
penduduk Indonesia sangat padat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Petumbuhan Penduduk Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian
(mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).Kelahiran dan kematian dinamakan
faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.Migrasi
ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk
(imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar
(emigrasi).Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia,
terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.
B. Masalah Kependudukan Di Indonesia
a) Masalah Akibat Angka Kelahiran
1. Total Fertility Rate (TFR)
Hasil perkiraan tingkat
fertilitas (metode anak kandung) menunjukan bahwa penurunan tingkat fertilitas
Indonesia tetap berlangsung dengan kecepatan yang bertambah seperti nampak pada
tabel di bawah ini :
Periode (tahun)
|
TFR %
|
Penurunan/tahun
|
1967 -1970
|
5,605
|
1,7
|
1971 -1975
|
5,200
|
2,3
|
1976 -1979
|
4,680
|
2,8
|
1980 -1984
|
4,055
|
3,9
|
1987 -1990
|
3,222
|
2,1
|
Tingkat fertilitas secara
keseluruhan dari periode 1981- 1984 ke periode 1986 -1989 turun sebesar 18 %
atau sekitar 3,9% pertahun. Namun tingkat penurunan fertilitas mulai melambat
atara periode 1986-1989 dan 1987-1990 yaitu menjadi 2,1% rata-rata pertahun.
Sensus Penduduk Indonesia 2010 (disingkat SP2010) adalah sebuah sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tanggal 1 Mei - 15
Juni2010. Awalnya sensus ditargetkan selesai pada31
Mei 2010.Namun pada tanggal 31 Mei
2010, BPS memperpanjang waktu
sensus penduduk Indonesia sampai tanggal 15
Juni 2010.
Ada beberapa daerah yang sudah
menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15
Juni.Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni 2010.
Ini adalah sensus penduduk ke-6 setelah Indonesia merdeka.Sensus ini menggunakan teknologi Intelligent Character Recognition/ Optical Mark Reader(ICR/OMR).Dalam sensus ini akan diajukan 43 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga. Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun.
Ini adalah sensus penduduk ke-6 setelah Indonesia merdeka.Sensus ini menggunakan teknologi Intelligent Character Recognition/ Optical Mark Reader(ICR/OMR).Dalam sensus ini akan diajukan 43 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga. Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun.
BPS memperhitungkan biaya
Sensus Penduduk 2010 hanya 1,5dolar AS per jiwa dibandingkan dengan biaya sensus Amerika
Serikat yang mencapai 3 dolar AS per jiwa. BPS mengerahkan 700.000 tenaga
pencacah. Dalam sensus ini, BPS hanya akan mencacah penduduk yang sudah menetap
di dalam negeri (menetap lebih dari 6 bulan; kecuali diplomat asing).
BPS mengumumkan jumlah penduduk
Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi
238 juta orang.[5][10][11]
Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Agustus 2010 di sidang paripurna DPR.
Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Agustus 2010 di sidang paripurna DPR.
Menurut publikasi BPS pada
bulan Agustus
2010, jumlah penduduk Indonesia
berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri
dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.
.
Distribusi
penduduk Indonesia:
PULAU
|
PERSENTASE
|
Pulau Jawa
|
58%
|
Pulau Sumatra
|
21%
|
Pulau Sulawesi
|
7%
|
Pulau Kalimantan
|
6%
|
Bali dan Nusa Tenggara
|
6%
|
Papua dan Maluku
|
3%
|
2. Age Spesific Fertility Rate
(ASFR)
Hasil SP71 dan SP80 masih
menunjukan bahwa tingkat kelahiran untuk kelompok umur wanita 20-24 tahun
adalah yang tertinggi. Namun demikian terjadi pergeseran ke kelompok umur (25
-29) tahun pada hasil SP80 dan ini akanmemberikan dampak terhadap penurunan tingkat
gfertilitas secara keseluruhan (Trend Fertilitas, Mortalitas dan Demografi,
1994: 18)
Berdasarkan dua kondisi di atas
dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkaitdengan SDM) sebagai berikut :
1. Jika fertilitas semakin meningkat maka akan
menjadi beban pemerintah dalam halpenyediaan aspek fisik misalnya fasilitas
kesehatanketimbang aspek intelektual.
2. Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk
akan semakin meningkat tinggi, akibatnya bagi suatu negara berkembang akan
menunjukan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.Jika ASFR
20- 24 terus meningkat maka akanberdampak kepada investasi SDMyang semakin
menurun.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri
Sjarief menyatakan, Indonesia harus segera mengerem laju pertumbuhan penduduk.
Maklum, saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia memang cukup tinggi, yakni
2,6 juta jiwa per tahun. “Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia
akan mengalami ledakan penduduk,” kata Sugiri, kemarin.
Tahun ini, jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB, 11 tahun lagi atau
pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta manusia.
Tetapi jika KB berhasil menekan
angka laju pertumbuhan 0,5% per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik
menjadi sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran
sebanyak 15 juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun.
Jika penurunan laju pertumbuhan
penduduk sebanyak itu bisa tercapai, berarti negara bisa menghemat triliunan
rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Selain itu, dengan
jumlah kelahiran yang terkendali, target untuk meningkatkan pendidikan,
kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan
pendapatan per kapitan dapat lebih mudah direalisasikan.
Sugiri memaparkan, pada 2006
rata-rata angka kelahiran mencapai 2,6 anak per wanita subur. Angka tersebut
tidak berubah pada 2007, sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata masih
2,6 juta jiwa per tahun.
Untuk bisa menekan angka
kelahiran sampai 1,3 juta jiwa setahun, BKKBN menargetkan tahun ini peserta KB
baru dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera mencapai 12,9 juta
keluarga.
Sugiri mengakui, pelaksanaan
Progam KB kini kurang berdenyut seperti era Orde Baru.Pasalnya, di era otonomi
saat ini, pemerintah daerah yang jadi ujung tombak pelaksanaan program justru
loyo.Selain itu, BKKBN juga kekurangan petugas lapangan.Saat ini KB didukung
oleh 22.000 petugas, “Kami butuh 13.000 penyuluh lagi.”
C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat
Kelahiran
Struktur usia-jenis kelamin yang ada
Kepercayaan sosial dan religius - terutama
berhubungan dengan kontrasepsi
Tingkat buta aksara pada wanita
Kemakmuran secara ekonomi (walaupun pada
teorinya ketika sebuah keluarga memiliki ekonomi yang baik, mereka mampu untuk
membiayai lebih banyak anak, dalam praktiknya kemakmuran ekonomi dapat
menurunkan tingkat kelahiran)
· Tingkat kemiskinan – anak-anak dapat dijadikan
sumber ekonomi pada negara berkembang karena mereka bisa menghasilkan uang
(tenaga kerja anak)
· Angka Kematian Bayi - sebuah keluarga dapat
mempunyai lebih banyak anak jika angka kematian bayi (Infant Mortality Rate / IMR) tinggi.
· Urbanisasi
Homoseksualitas - pria dan wanita homoseksual
hampir seluruhnya tidak menjadi ayah dan ibu, mengurangi angka kelahiran tiap
tahunnya.
Usia pernikahan
Tersedianya pensiun
D. Masalah akibat Angka Kematian Penduduk
Indonesia
Selama hampir 20 tahun terakhir, Angka
Kematian Bayi (AKB) mengalamipenurunan sebesar 51,0 pada periode 1967-1986.
Tahun 1967 AKB adalah 145 per1000 kelahiran, kemudian turun menjadi 109 per
1000 kelahiran pada tahun 1976.Selama 9 tahun terjadi penurunan sebesar 24,8
persen atau rata-rata 2,8 persen per tahun. Berdasarkan SP90, AKB tahun 1986
diperkirakan sebesar 71 per 1000 kelahiran yang menunjukan penurunan sebesar
34,9 persen selama 10 tahun terakhir atau 3,5 persen pertahun (Trend
Mortalitas, 66).
Tabel Perkiraan Angka Harapan Hidup (AHH)
Tahun
|
Nilai
|
SP1971
|
45,7
|
SP 1980
|
52,2
|
SP 1990
|
59,8
|
SP 2010
|
68.8
|
103.
104.
105.
. Sumber: BPS Jatim, 2010
Sejalan dengan penurunan AKB, AHH menunjukan
kenaikan. Pada tahun1971 AHH adalah 45,7 yang kemudian naik 6,5 tahun menjadi
52,2 pada SP80 dan mengalami kenaikan 7,6 menjadi 59,8 pada SP90, dan pda SP
2010 mangalami kenaikan menjadi 68,8. Masalah yang muncul akibat tingkat
mortalitas adalah :
1. Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu
berarti perlu adanya peranpemerintah di dalam menyediakan fasilitas
penampungan.
2. Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah
didalam penyediaan gizi yangmemadai bagi anak-anak (Balita).
3. Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi
akan berdampak terhadap reputasiBIndonesia dimata dunia.
Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian
:
a) Kelahiran
- Angka kelahiran perlu ditekan melalui :
- Tingkat pendidikan wan ita wanita mempengaruhi umur kawin pertama danpenggunaan kontrasepsi.
- Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif denganfertilitas
- Peningkatan ekonomi dan sosial.
b) Kematian
- Angka kematian perlu ditekan :
- Pelayanan kesehatan yang lebih baik
- Peningkatan gizi keluarga
- Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)
128. BAB III
129. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
menurut jumlah penduduknya,Indonesia termasuk negara yang besar dan menduduki
urutan terbesar ke tiga diantara negara-negara berkembang setelah Gina dan
India.
Menurut hasil sensus penduduk tahun 1990
penduduk Indonesia berjumlah 179,4 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat sekitar
1,98% per tahunnya. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 1995 adalah 195,3
juta jiwa. Dari kondisi semacam ini timbul berbagai masalah kependudukan antara
lain: Ketidak merataan penyebaran penduduk di setiap Propinsi. Di Indonesia
berdasarkan SP 1990 kurang lebih 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa
yang luasnya hanya 7% dari luas seluruh wilayah Indonesia. Sebaliknya Kalimantan
yang mempunyai luas 28 persen dari seluruh daratan Indonesia hanya dihuni oleh
lebih kurang lebih 5% penduduk sehingga secara regional kepadatan penduduk
sangatlah timpang.
Tingkat pendidikan penduduk yang bekerja,
tampak masih rendah di mana tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SD, yaitu
37,6% dari seluruh penduduk yang bekerja. Hal tersebut menyebabkan
ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja dengan penawaran tenaga
kerja pada suatu tingkat upah tertentu. Pada tahun 1993, dari sekitar 1,2 juta
orang yang terdapat sebagal PENCARI KERJA HANYA SEKITAR 328.000 atau 27 % yang
memperoleh penempatan.
Peran Pemerintah sangat diperlukan dan penting. Dan dukungan dari semua pihak yang terkait.
B. Saran
•Untuk hasil yang akurat kita
perlu berkoordinasi dengan BPS untuk dapat mengetahui jumlah pasti penduduk Indonesia pada
tahun tertentu.
C.Sumber
.
. Artikel Bekti Nugroho
. http://irwansyah-hukum.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Write komentar