Pada tugas kali ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi sebuah museum yang teletak di Daerah DKI Jakarta ini lebih tepatnya kita Kota Tua (Kotu) yang berada di jakarta pusat. Salah satu sebagai destinasi wisata bagi warga jakarta ketika jenuh dengan suansana kota jakarta yang Penuh dengan rutinitas kerja.
TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
“Museum
Wayang”
NAMA KELOMPOK:
-
Bekti Nugroho (51415312)
-
Hanifa Rafadhilla (53415031)
-
Irfan Sabdho Musthofa (53415436)
-
Nabil Jelang Romadhon (54415875)
-
Rikal Dwi Laksono (55415988)
MUSEUM
WAYANG
MINGGU,
17 APRIL 2016
·
Sejarah
Museum Wayang
Sejarah
Museum Wayang, gedung yang
sekarang dipakai untuk museum ini awalnya adalah sebuah gereja yang didirikan
oleh VOC pada tahun 1640. Setelah itu, gedung ini sempat mengalami beberapa
perombakan dan pada tahun 1839 akhirnya gedung ini digunakan sebagai Museum
Batavia yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Belanda. Pada tahun 1975 barulah
Museum Wayang Jakarta diresmikan.
Terdapat lebih
dari 5.000 koleksi wayang di museum ini berasal dari Indonesia dan luar negeri
seperti wayang golek, wayang rumput, wayang beber, wayang kardus, dan masih
banyak lagi. Di sini anda juga dapat melihat bagaimana wayang dibuat, serta
peragaan karawitan. Beberapa pergelaran yang lain seperti pergelaran Wayang
Kulit Purwa, Wayang Golek, dan Wayang Kulit Betawi. Semua pergelaran ini
dijadwalkan untuk tampil setiap minggunya. Ada pula lomba melukis dan
menggambar wayang yang diadakan khusus untuk para pelajar serta berbagai macam
diskusi dan ceramah tentang wayang.
Selama ini, banyak orang yang ketika ditanya
mengenai Kota Tua menjawab Museum Sejarah Jakarta dan meriam di depannya.
Padahal, selain Museum Fatahillah masih ada museum lainnya yang tersebar di
sudut-sudut Kota Tua, seperti Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik,
Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Syahbandar dan Museum
Bahari. Salah satu museum yang letaknya cukup dekat dengan Museum Sejarah
Jakarta adalah Museum Wayang.
Dahulunya Gedung Museum Wayang digunakan sebagai gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk, sebuah gereja pada tahun 1640 yang didirikan oleh VOC. Gereja ini digunakan sebagai tempat peribadatan tentara Belanda dan penduduk sipil sampai tahun 1732. Pada tahun 1808 gedung gereja hancur akibat gempa bumi, kemudian pada tahun 1921 dibangunlah sebuah gedung bergaya Neo Renaissance yang ditujukan sebagai gudang perusahaan Geo Wehry and Co. Selanjutnya pada tahun 1839, gedung ini diresmikan oleh Gubernur Jenderal Belanda menjadi Museum Batavia. Berlanjut pada tahun 1957, dilakukan pengalihan pengelolaan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia. Sejak itu, nama
Dahulunya Gedung Museum Wayang digunakan sebagai gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk, sebuah gereja pada tahun 1640 yang didirikan oleh VOC. Gereja ini digunakan sebagai tempat peribadatan tentara Belanda dan penduduk sipil sampai tahun 1732. Pada tahun 1808 gedung gereja hancur akibat gempa bumi, kemudian pada tahun 1921 dibangunlah sebuah gedung bergaya Neo Renaissance yang ditujukan sebagai gudang perusahaan Geo Wehry and Co. Selanjutnya pada tahun 1839, gedung ini diresmikan oleh Gubernur Jenderal Belanda menjadi Museum Batavia. Berlanjut pada tahun 1957, dilakukan pengalihan pengelolaan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia. Sejak itu, nama
museum berganti menjadi Museum Jakarta Lama.
Selanjutnya museum kembali dialihkan kepada Departemen Pendidikan Kebudayaan
pada 17 September 1962 dan terakhir pada tahun 1968, museum diserahkan kepada
Pemprov DKI Jakarta dan dijadikan Museum Wayang. Peresmian Museum Wayang
dilakukan oleh Gubernur Ali Sadikin pada 13 Agustus 1975.
Wayang merupakan salah satu kesenian Indonesia yang telah diakui sebagai warisan dunia. Penamaan wayang berasal dari kata “Bayang-bayang”, mengingat dahulunya wayang digunakan sebagai alat penghubung dengan arwah leluhur. Di Museum Wayang, dipamerkan berbagai bentuk dan jenis wayang dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara. Jenis wayang di museum ini terbagi atas empat yaitu wayang kulit, golek, klitik, dan mainan. Kategori wayang kulit terbagi menjadi wayang kulit Banyumas, Bali, Banjar, Betawi, Calon Arang, Cirebon, Gedog, Kancil, Kaper, Kedu, Kidang Kencana, Kyai Intan, Madya, Mojokerto, Purwa Ngabean, Revolusi, Sadat, Sasak, Suluh, Sumatera, Tejokusuman, dan Ukur. Sementara Wayang Golek terbagi lagi menjadi Wayang Golek Bogor, Bandung, Ciawi, Lenong Betawi, Menak Cirebon, Mini Bandung, dan Pakuan. Wayang Golek ini merupakan wayang terbuat dari kayu ukir dan diwarnai. Bila wayang kulit berbentuk pipih, wayang golek berbentuk 3D yang menyerupai patung. Selain wayang, Museum Wayang juga memamerkan koleksi topengnya. Topeng berupa penutup wajah ini dahulunya digunakan sebagai alat untuk berhubungan langsung dengan arwah leluhur. Ada lima jenis topeng yang dipamerkan yaitu Topeng Bali, Cirebon, Surakarta, Jogja, dan Malang.
Di museum ini juga pengunjung bisa melihat seluruh perlengkapan perwayangan seperti Lampu Blencong yang digunakan sebagai pembuat bayangan di belakang layar, kemudian ada juga gamelan dan panggung boneka. Museum Wayang sendiri memiliki pagelaran rutin setiap bulan yaitu Pargelaran Wayang Golek pada minggu ke II, Pargelaran Wayang Kulit Betawi pada minggu ke III, dan Pargelaran Wayang Kulit Purwa pada minggu terakhir. Selain itu, dilakukan juga peragaan pembuatan wayang golek dan kulit dan peragaan karawitan yang ditujukan kepada pelajar dan masyarakat umum, pekan museum wayang, lomba melukis wayang bagi pelajar, dan lain sebagainya.
Wayang merupakan salah satu kesenian Indonesia yang telah diakui sebagai warisan dunia. Penamaan wayang berasal dari kata “Bayang-bayang”, mengingat dahulunya wayang digunakan sebagai alat penghubung dengan arwah leluhur. Di Museum Wayang, dipamerkan berbagai bentuk dan jenis wayang dari berbagai penjuru Indonesia dan mancanegara. Jenis wayang di museum ini terbagi atas empat yaitu wayang kulit, golek, klitik, dan mainan. Kategori wayang kulit terbagi menjadi wayang kulit Banyumas, Bali, Banjar, Betawi, Calon Arang, Cirebon, Gedog, Kancil, Kaper, Kedu, Kidang Kencana, Kyai Intan, Madya, Mojokerto, Purwa Ngabean, Revolusi, Sadat, Sasak, Suluh, Sumatera, Tejokusuman, dan Ukur. Sementara Wayang Golek terbagi lagi menjadi Wayang Golek Bogor, Bandung, Ciawi, Lenong Betawi, Menak Cirebon, Mini Bandung, dan Pakuan. Wayang Golek ini merupakan wayang terbuat dari kayu ukir dan diwarnai. Bila wayang kulit berbentuk pipih, wayang golek berbentuk 3D yang menyerupai patung. Selain wayang, Museum Wayang juga memamerkan koleksi topengnya. Topeng berupa penutup wajah ini dahulunya digunakan sebagai alat untuk berhubungan langsung dengan arwah leluhur. Ada lima jenis topeng yang dipamerkan yaitu Topeng Bali, Cirebon, Surakarta, Jogja, dan Malang.
Di museum ini juga pengunjung bisa melihat seluruh perlengkapan perwayangan seperti Lampu Blencong yang digunakan sebagai pembuat bayangan di belakang layar, kemudian ada juga gamelan dan panggung boneka. Museum Wayang sendiri memiliki pagelaran rutin setiap bulan yaitu Pargelaran Wayang Golek pada minggu ke II, Pargelaran Wayang Kulit Betawi pada minggu ke III, dan Pargelaran Wayang Kulit Purwa pada minggu terakhir. Selain itu, dilakukan juga peragaan pembuatan wayang golek dan kulit dan peragaan karawitan yang ditujukan kepada pelajar dan masyarakat umum, pekan museum wayang, lomba melukis wayang bagi pelajar, dan lain sebagainya.
·
Kegunaan
Museum
Museum digunakan untuk menyimpan hasil budaya
agar tetap terjaga rapi dan dapat dinikmati oleh masyrakat tanpa harus
mengunjungi daerah-daerah tempat wayang berada dan dapat dinikmati secara terus
menerus. Ada pula kegunaan dari museum Wayang, yaitu kita dapat mengetahui
jenis Wayang dari seluruh Nusantara dan negara lain, dan kita juga dapat
mengetahui lebih jelas pembuatan secara detail suatu wayang dan asal-usul nya.
Museum Wayang juga memberikan kita cara mengetahui perbedaan dalam pembuatan
anggota tubuh wayang dari satu wayang dan wayang lainnya yang dibedakan dalam
motif-motif tertentu. Di Museum Wayang kita juga dapat mengetahui kisah dibalik
masing-masing wayang yang ada di museum wayang tersebut. Kita juga dapat
mengetahui perbedaan antara Wayang dari masing-masing daerah di Indonesia. Di
museum wayang ini juga, kita dapat mempelajari mengenai wayang dan
karakteristik wayang yang ada di Nusantara. Museum ini juga dapat menjadi
jembatan untuk mengingat hasil karya berupa Wayang dari masa ke masa. Museum
ini juga dapat dijadikan sarana edukasi bagi anak-anak agar mengetahui dan
mencintai budaya Indonesia.
·
Tiket masuk museum wayang
Ada pula dengan tujuan pemeliharaan museum itu sendiri, maka untuk mengunjungi Museum Wayang ini dikenakan dengan biaya sebagai berikut :
Dewasa : Rp. 5.000,-
Mahasiswa : Rp. 3.000,-
Anak-anak/ Pelajar : Rp. 2.000,-
Ada pula sekolah-sekolah yang mengadakan kunjungan atau turis-turis yang mengunjungi Museum Wayang dari salah satu biro berjalanan, dan Museum Wayang ini mengenakan biaya yang lebih murah untuk rombongan, yaitu :
Dewasa : Rp. 3.750,-
Mahasiswa : Rp. 2.250,-
Anak-anak/ Pelajar : Rp. 1.500,-
Dan untuk waktu buka Museum adalah :
Selasa s.d Minggu : 09.00 – 15.00
Senin dan Hari besar Libur : TUTUP
Akses Menuju Museum
Museum Wayang ini terletak di Jl.
Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Barat. Ada beberapa alternativ kendaraan
untuk mencapai Museum Wayang tersebut. Yaitu :
1.
Commuter
Line : Dari arah Bogor, dapat mengambil arah ke Jakarta Kota. Jika anda berasal
dari jalur lain, bisa mengambil arah ke Manggarai dan transit di Manggarai
berpindah jalur kereta ke arah Jakarta Kota.
2.
Bus
TransJakarta : Bisa naik dari halte busway mana saja, menuju halte
Harmoni. Lalu, tukar jurusan yang arah ke Kota, keluar halte
Kota jalan sedikit ke arah Kota Tua.
INILAH
ISI DARI MUSEUM WAYANG YANG DAPAT KELOMPOK KAMI DOKUMENTASI KAN FOTONYA
1.KING
RAHWANA WOODEN PUPPET
2.Wayang Revolusi Tentara Nasional Indonesia
3.Wayang Revolusi IBU-IBU PKK dan Wanita
4.Wayang Revolusi Pelajar bersepeda
KESAN DAN PESAN DARI KELOMPOK KAMI SETELAH
MENGUNJUNGI MUSEUM WAYANG
·
KESAN
Kunjungan ke museum
kemaren sangat berkesan bagi kita yang notabane jarang pergi ke museum. Kita
menjadi tau bahwa kita.. negara kita terutama memiliki banyak asset yang sangat
berharga yang patut kita jaga dan lestarikan. Karena bangsa yang besar adalah
bangsa yang tidak lupa akan sejarah berdirinya suatu bangsa itu. Lebih
mencintai tanah air bangsa Indonesia
· PESAN
Untuk
generasi muda ayo bangkitkan rasa nasionalisme dengan bangga dengan budaya
bangsa Indonesia.. jangan terlena dengan budaya barat. Kita punya kepribadiaan
bangsa yang baik.
Tidak ada komentar:
Write komentar