DESAIN PERMODELAN GRAFIK
BIDANG
BUDAYA
Imajinasinya yang berkeliaran telah menuntun logikanya untuk
menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Menganut prinsip ‘independen’,
seniman ini berani merampungkan loncatan karya yang berkutat pada masalah sosial
manusia. Ia berusaha menampilkan egonya dalam 4 karakter utama, yaitu karakter
perempuan yang seksi, tomboy, berjilbab serta seorang karakter laki-laki dalam
goresan kanvasnya. Tanpa sekalipun mengenyam nikmatnya belajar seni di akademi
seni rupa, ia pun berani bersaing dalam jajaran seniman muda berbakat yang
menghidangkan sebuah warna baru.
Ya, perupa Pop Art ini sangat pandai mewujudkan lukisan dalam
permainan warna yang berani dengan berbagai kode uniknya yang selalu membuat
penasaran para penikmat seni. Tak heran jika ia pernah raih award karena masuk
dalam lima besar pelukis terbaik di Tokyo, Jepang. Siapa sih dia?
Erza Q-Pop (Erza Budi Faisal)
Panggil saja Erza, seorang pria muda asal Jogja yang
menambatkan hidupnya pada seni dengan berbagai goresan imajinasinya di kanvas.
Berasal dari keluarga yang juga berdarah seni, ia mulai menampakkan taringnya
sejak umur 3 tahun. Berbagai perlombaan lukis sering diikutinya, mulai dari
tingkat provinsi hingga internasional. Beberapa penghargaan yang diraihnya di
masa itu membuatnya menjadi sesosok anak mahal dalam jajaran seniman cilik. Tak
heran jika saat masih TK ia pun sering diundang oleh Keraton Jogja untuk
melukis di sana.
Nama Q-Pop sendiri ia dapatkan dari seorang kurator yang
artinya Queen of Pop. Mengandung sebuah makna bahwa ia ingin menghentikan
aliran pop dalam seni lukis yang terkesan kaku dengan teknik lain yang lebih
fresh, dinamis dan sesuai dengan perubahan zaman.
Beranjak dewasa, anak muda yang lahir tanggal 12 Oktober 1989
ini mulai konsen dengan sekolahnya dan hampir tak ada waktu untuk melukis. Tak
ingin terlalu lama berdiam, ia mulai beraktivitas berkesenian kembali mulai
tahun 2008. Keinginannya yang begitu besar untuk mengadakan pameran tunggal
membuatnya harus meninggalkan kuliahnya di jurusan seni rupa Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) pada akhir 2010.
e2f61ed0-b2a3-4631-9bca-00a60c4d099a-5764d2adaf7a613a052c5944.jpg
e2f61ed0-b2a3-4631-9bca-00a60c4d099a-5764d2adaf7a613a052c5944.jpg
Apakah langsung sukses? Tentu saja tidak. Ia pun telah
mengalami jatuh bangun dalam perjalanan kariernya. Orang tuanya pada awalnya
melarangnya untuk menjadi seniman yang identik dengan pergaulan ‘keras’. Jadi
tak heran jika latar belakang pendidikannya yang bukan dari akademi seni rupa
ini membuatnya agak kaku saat pertama kali menggoreskan cat di atas kanvas.
Bagaimana cara menggores? Bagaimana teknik melukis? Bagaimana
menggunakan alat-alatnya? Sempat menjadi bebannya walaupun semua itu akhirnya
tertutupi dengan cita-cita besarnya menjadi seorang seniman besar. Tak pelak
latar belakangnya ini sering dijadikan alasan kuat oleh para sponsor seni untuk
menolak karya-karyanya bahkan dihantam blacklist karena dirasa kurang mampu
untuk menghasilkan lukisan bagus.
Tak lama setelah itu, Erza sukses menghasilkan karya apik dan
diapresiasi banyak orang. Orang tuanya akhirnya luluh saat merasakan jiwa yang
bersemangat pada lukisan-lukisan Erza yang bergenre Pop Art ini. Beberapa
pameran, baik tunggal ataupun gabungan telah ia wujudkan demi menuruti hasrat seninya
yang kian memuncak. Sebuah ide baru tercuat saat ia ingin berinovasi melalui
karya-karyanya di masa depan. Kembali mencoba mengenyam pendidikan dan uniknya
dia ambil jurusan Teknik Elektro di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),
ia makin bangga dan percaya diri. Buat apa coba? Tentu saja, ia memiliki mimpi
untuk menggabungkan karya seni lukisnya dengan elektro. Woww....
Konsep Lukisan Erza: Research Kehidupan Nyata
Lukisan Pop Art memang sungguh indah untuk dinikmati karena
didalamnya tergores gaya gambar 2 dimensi dengan outline yang semakin
mempertajam karakter. Warna-warna kontras tinggi sering menghiasai lukisan Pop
Art, tak terkecuali milik Erza. Ia tahu benar bagaimana harus menumpahkan
segala informasi dan ilmunya sebagai acuan untuk menghasilkan sebuah karya yang
mampu ‘berbicara’.
Erza bukanlah perupa dadakan yang hanya ingin mengejar
popularitas dan uang ataupun
menghasilkan karya hanya sekadar ‘kejar setoran’. “Saya selama ini masih
berkutat pada penciptaan lukisan. Karakter yang saya ciptakan berdasarkan
research saya terhadap dunia sosialita, keremajaan, dunia hura-hura yang selalu
saya alihkan untuk menjadikannya hal yang positif....”, ungkapnya. Tak heran
jika hasil-hasil lukisannya memang mengandung pesan istimewa yang menyiratkan
fakta saat ini.
Alur penyelesaian karyanya tak hanya 1-2 hari saja namun
harus melewati beberapa tahap, seperti menentukan tema utama lalu terjun
langsung ke lapangan untuk lebih dekat dan mendalami karakter obyek. Ketika
data sudah dirasa lengkap, barulah ia tumpahkan segala hasrat seninya itu ke
dalam bentuk lukisan.
Gaya estetik dalam melihat masa depan adalah visi lukisannya.
Semua nyata dan lekat dengan berbagai pesan sosial dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Jadi tak heran jika karya-karya Erza banyak diminati bahkan orang
awam yang tak mengerti seni pun dapat menikmati karyanya yang luar biasa.
dsc02549-jpg-5764d2eb75977366059a295c.jpg
dsc02549-jpg-5764d2eb75977366059a295c.jpg
Mengapa Erza Q-Pop Berbeda?
Seniman muda yang telah puluhan kali menyelenggarakan pameran
lukisan ini memang sangat pandai mengawinkan bakatnya dengan realita masyarakat
yang memiliki keunikan tersendiri. Karya-karya seringkali tampak menarik,
cantik dan penuh misteri. Ekspresi dari tokoh-tokoh yang diciptakannya tak
luput dari sentuhan seni, budaya, pola hidup serta alur sosial.
Erza memang memiliki keunikan tersendiri sehubungan dengan
penciptaan karakter dari setiap karyanya. Selain jujur dan apa adanya, ada
beberapa keunikan karyanya yang mendatangkan banyak kekaguman dari para
penikmat seni :
Aliran Pop Art namun ‘Istimewa’
Tak dapat dipungkiri, karya-karya Erza adalah perpaduan dari
daya kritis serta imajinasinya yang kreatif. Bisa dibilang bahwa karyanya bukan
pop Art murni karena ia sengaja menggandeng unsur-unsur lain dalam setiap
goresan. Tak sekadar menggoreskan warna primer dan kontemporer, lukisannya
makin cantik dengan sematan seni batik dan teknik gradasi. Inilah istimewanya,
ia berbeda dari perupa Por Art lainnya yang hanya menajamkan sisi warna dan
karakter dalam lukisannya.
Di sini, Erza berusaha mengangkat warisan budaya bangsa,
khususnya batik yang notabene berasal dari Jogja (kota kelahirannya) untuk
menambah nilai dalam setiap karyanya. Dia pun kadang menorehkan aroma budaya
lainnya, seperti bagian dari tokoh pewayangan atau pun kesenian tradisional
lain yang bernilai tinggi. Jadi tak heran jika dalam berbagai kesempatan,
penikmat seni dari luar negeri banyak yang mengapresiasi hasil karyanya, tak
terkecuali Mr. Robinson dan istrinya, pemilik studio Rolling Stone 2nd di
negaranya.
Menggores Batik Secara Natural
Saat ditanya motif batik seperti apa yang akan dia goreskan,
dia pun menjawab semua serba natural tanpa direncanakan. “Motif Batik selalu
mengalir begitu saja. Semua tanpa disengaja...” jujur Erza. Nah, untuk teknik
membatik pada kenyataannya memang tak mudah dilakukan karena pelukis harus
berkonsentrasi penuh. Erza mengungkapkan sebuah kiat yang tak lazim digunakan
oleh para pelukis lainnya. Saat membatik, dia manfaatkan teknik berdzikir,
yaitu menahan nafas selama beberapa detik. Bisa dilihat sendiri dalam
lukisan-lukisannya, goresan batiknya sungguh unik dan bernilai karena
memanfaatkan teknik dzikir tersebut. Luar biasa.
Wanita adalah Inspirasi Utama
Seniman muda ini sangat mengagumi karakter wanita sehingga
tak heran jika dalam lukisannya seringkali tergambar sosok wanita yang unik.
Ya, sosok wanita memang memberikan sumbangan imajinasi yang sangat besar bagi
karya-karyanya. “Saya harus kenal dia, dekat dengan dia. Menjadi temannya atau
tahu persis backgroundnya agar saya temukan karakter sebenarnya...” tegasnya.
dsc02540-jpg-5764d32364afbdac04e3fc36.jpg
dsc02540-jpg-5764d32364afbdac04e3fc36.jpg
Lalu, mengapa harus wanita? Karena menurutnya, sosok wanita
memiliki banyak misteri yang bisa dikupas lebih banyak, misalnya fashionnya,
gaya hidupnya, cara bicaranya, centil-centilnya, hobinya, kelucuan sesuai
umurnya, keunikannya, kehidupan sosialnya dan sebagainya. Dia telah sukses
menciptakan tiga karakter WANITA di lukisannya, yaitu wanita seksi, tomboy dan
berjilbab.
Perihal lukisannya, ia juga sering menggambarkan karakter
anak-anak. Jika disadari, anak-anak seringkali masih berpikir dan berperilaku
secara murni dan penuh kepolosan. Disinilah Erza ingin menyematkan sebuah pesan
hidup bagi kita yang dewasa. Kini pun ia sedang melakukan transisi dalam
kehidupannya. Semakin matang kedewasaannya, ia mulai ingin menjadi dirinya
sendiri. Mencoba menggali inspirasi dari hati dan pikirannya untuk karyanya di
masa mendatang. Well, semoga semakin memperkaya hasil lukisan di masa mendatang
ya, Erza....
Lukisan Haruslah Bercerita ‘Nyata’
Ia pun menuturkan bahwa semua karyanya terbentuk secara jujur
dan nyata. Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, semua harus melewati
research panjang untuk menghasilkan sebuah karya yang bernilai tinggi. Di luar
sana, ada banyak pelukis yang menghasilkan karya namun tak semuanya nyata.
Mereka seringkali berkarya karena settingan, yaitu melukis
sesuatu karena sengaja dibuat dan secara teknis memang bisa dipelajari.
Terkadang si perupa juga tak bisa menjawab ketika ditanya apa makna yang
tersirat di balik lukisannya. Seakan tak ingin terjebak dalam kondisi sama,
sejak berdiri sebagai seniman, ia sudah berprinsip bahwa setiap karyanya harus
nyata sesuai dengan kondisi saat ini. “Saya bisa saja melukis sesuatu yang tak
nyata. Tapi bagi saya, karya seperti itu sama saja tak ada nyawanya..” tutup
Erza.
Seniman Modern Asli Jogja
Erza sangat bangga menjadi seniman muda dimana ia dibesarkan
di kota yang penuh dengan warisan budaya dan identik dengan pendidikan. Jogja,
kota kelahirannya sekaligus kota dimana ia besar dengan karya-karyanya. Tak
hanya dirinya, rupanya orang tua hingga garis ke atas nenek buyutnya semua juga
berasal dari kota yang sama.
dsc02553-jpg-5764d887af7a6113052c5958.jpg
dsc02553-jpg-5764d887af7a6113052c5958.jpg
Inovasi & Dinamis: Langkah Pengembangan Karya Erza Q-Pop
Erza adalah seorang yang tak ingin memperlakukan karyanya
secara statis atau tanpa mengalami progres yang lebih baik. Dia adalah perupa
yang sangat dinamis, baik dalam hal pemikiran, imajinasi, teknik berkarya atau
penembakan karyanya ke pasar. Terinspirasi dari karya banyak pelukis senior
dunia, seperti Mark Ryden dan Takashi Murakami, ia pun memiliki mimpi besar
untuk dapat meraih kesuksesan, minimal setara dengan mereka.
Tak ada yang tak mungkin di dunia jika mau memperjuangkan.
Pilihan jurusan Teknik Elektro yang kini sedang dijalaninya ternyata membawa
misi istimewa bagi pengembangan karya-karyanya. Sebuah mahakarya sedang
dirancangnya dimana lukisannya akan dipadukan dengan teknik elektro hingga
membentuk sebuah kemasan seni yang lebih indah (electro painting). Dalam
imajinasinya, lukisan ini nantinya akan bisa bergerak, memiliki narasi dalam
bentuk suara dengan visualisasi yang lebih menggoda mata sehingga pada akhirnya
orang awam pun tahu apa makna dari lukisan tesebut tanpa harus berbicara
padanya. Menumpahkan ide lukisannya ke dalam bentuk merchandise dan video art
juga sudah masuk dalam list pengembangan karyanya. Kita tunggu saja, tahun
depan mudah-mudahan terealisasi.
Penikmat Karya Erza Q-Pop
Lebih membebaskan diri dalam berkarya, itulah prinsipnya saat
ini. Pengalamannya yang telah lebih dari 20 kali mengadakan pameran, baik
tunggal ataupun bersama dengan para seniman lainnya mengajarkannya untuk makin
mematangkan segala potensi dan kreativitas. Di setiap event, dia berharap agar
yang dapat menikmati hasilnya karyanya bukan hanya kolektor, seniman atau semua
pihak yang terkait dengan seni. Namun masyarakat awam pun diharapkan dapat
menikmati dan menangkap pesan dari setiap lukisannya. Ini pun sudah terealisasi
dari setiap pameran yang ia selenggarakan. Ia mendatangkan orang-orang dari
luar lingkup seni, seperti rekan kampus, tetangga desa, komunitas dsb karena
ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi dirinya.
“Saya lebih bahagia saat orang mengatakan bahwa lukisan saya
‘bagus’ ketimbang langsung terjual tanpa ada kesan apa-apa..” ungkapnya. Erza
hanya menekankan bahwa setiap seniman orientasinya memanglah mendapat uang dari
jerih payahnya. Tapi baginya, itu bukan selalu menjadi yang utama.
img-20160530-wa0058-5764d295347b61fe06fde77b.jpg
img-20160530-wa0058-5764d295347b61fe06fde77b.jpg
Sebuah karyanya yang memiliki nilai tinggi pernah ditawar
dengan harga fantastis. Namun siapa sangka ia lebih pilih membakar lukisan
tersebut hanya karena di dalamnya terlukis seorang sosok cantik yang kini tak
lagi memberi energi positif bagi hidupnya, mantan istrinya.
Siapa saja peminat luksian Erza? Ada banyak. Beberapa
kolektor selalu melirik lukisan-lukisannya yang unik. Ada pula masyarakat awam
yang selalu siap ‘menyantap’ hasil kerja kerasnya dalam beberapa tahun
terakhir. Ia mengatakan bahwa banyak customer-nya yang perempuan, baik masih
belia ataupun sudah dewasa yang selalu mengagumi lukisan-lukisannya yang kadang
tampak 'nyeleneh'. Semakin mengepakkan sayap, awal 2017 Erza Q-Pop akan
mengadakan sebuah perhelatan besar untuk karya-karyanya dalam sebuah pameran
tunggal yang akan dimeriahkan oleh lebih dari 60 komunitas mobil di Indonesia.
Ribuan penikmat seni akan tumpah ke ruang karyanya yang unik, menggelitik dan
penuh dengan pesan moral. Luar Biasa, semoga sukses ya Erza.
Penasaran dengan lukisan-lukisannya? Berikut adalah beberapa
karya Erza Q-Pop:
img-20160618-wa0007-5764d338b393739212c79107.jpg
dsc02547-jpg-5764d4ab347b619907fde759.jpg
img-20160618-wa0014-5764d346af92731b0836cccc.jpg
img-20160618-wa0016-5764d354377b610d048b4572.jpg
img-20160618-wa0013-5764d37475977383059a2966.jpg
img-20160618-wa0008-5764d471d29273fb1e3d9fc2.jpg
Tidak ada komentar:
Write komentar